Fenomena Psikotes Panglima Polim

Fenomena Psikotes Panglima Polim

siapa itu panglima polim

Daftar Isi

1. siapa itu panglima polim


Panglima polim / yg bisa disebut teuku panglima polem sri muda perkasa muhammad daud adalah seorang panglima dari aceh,yg jelas berasal dari keturunan kaum bangsawan aceh.panglima polim  bernama lengkap Teuku Panglima Polem sri muda perkasa Muhammad daud ia adalah seorang panglima aceh

2. nama lain panglima Polim?​


Jawaban:

Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud


3. perjuangan panglima polim


mengusir penjajah dari daerah Acehmengusir penjajah dari daerah aceh

4. apa kh yg Mankato latarbelakang panglima polim menentng belanda​


Jawaban:

Panglima Polem bernama lengkap Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud adalah seorang panglima Aceh. Sampai saat ini belum ditemukan keterangan yang jelas mengenai tanggal dan tahun kelahiran Panglima Polem, yang jelas ia berasal dari keturunan kaum bangsawan Aceh. Ayahnya bernama Panglima Polem VIII Raja Kuala anak dari Teuku Panglima Polem Sri Imam Muda Mahmud Arifin yang juga terkenal dengan Cut Banta (Panglima Polem VII (1845-1879). Mahmud Arifin merupakan Panglima Sagoe XXII Mukim Aceh Besar.[1]

Penjelasan:

Maaf kalo salah semoga membantu

5. Panglima perang Pangeran Diponegoro bernama....a. Kiai Majab. Sentot Alibasyahc. Panglima Polimd. Tengku Cik Di Tiro


jawaban saya
a. kiai maja.
maaf kalau salaha.kiai maja...........

6. Panglima Polim adalah tokoh yang melakukan perlawanan terhadap penjajah di daerah​


Aceh melawan belanda

sumatra utara
maaf kalo salah

7. why the street is named panglima polim​


Terjemahan:

kenapa jalanya bernama panglima polim?

Jawabannya:B.Indonesia

karena jalannya memang diberi nama Panglima Polim

Jawabannya:B.English

because the street named is Panglima Polim


8. Panglima Polim adalah tokoh yang melakukan perlawanan terhadap penjajah di daerah​


daerah aceh

maaf ya klo salah


9. hasil perjuangan panglima polim


Jawaban:

Mempertahankan Kejayaan Kerajaan Aceh

Penjelasan:

Panglima Polem pimpinan pasukan Kerajaan Aceh melawan Belanda

Written By Boy Aditya on Selasa, 26 Maret 2013 | 23.26

Panglima Polem (posisi ketiga dari kiri) berpose bersama Luitn. J. H Ebbink, Kant H. Golijn, T. Radja Keumala, dan Tuanku Mahmud.@ Dokumen sejarah Aceh

Pasukan Aceh berhasil mematahkan serangan tiga ribu lebih serdadu Belanda dan menewaskan pimpinannya JHR Kohler di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada 14 April 1873.

PERANG Aceh pertama dipimpin Teuku Panglima Polem Sri Muda Setia Perkasa Muhammad Daud. Dia merupakan anak Panglima Polem VIII Raja Kuala atau cucu dari Teuku Panglima Polem Sri Imam Muda Mahmud Arifin atau dikenal dengan Cut Banta alias Panglima Polem VII (1845-1879).

Panglima Polem Muhammad Daud saat dewasa menikahi salah satu puteri dari Tuanku Hasyim Bantamuda, tokoh seperjuangan ayahnya. Dia kemudian diangkat sebagai Panglima Polem IX pada bulan Januari 1891 untuk menggantikan ayahnya Panglima Polem Raha Kuala yang telah wafat.

Pasukan Kerajaan Aceh yang berada di bawah pimpinan Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah dengan gigih menghalau Belanda dari tanah Aceh. Perang terbuka itu berlangsung selama satu tahun yaitu dari 1873 hingga 1874. Pasukan Aceh berhasil mematahkan serangan tiga ribu lebih serdadu Belanda dan menewaskan pimpinannya JHR Kohler di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada 14 April 1873.

Sepuluh hari kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu'uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain.

Tiga hari setelah Kohler tewas, Belanda mengundurkan diri ke pantai, setelah mendapat izin dari Pemerintah Hindia Belanda di Batavia (Jakarta-red) pada 23 April 1873. Kapal-kapal angkatan perang Belanda itu pun meninggalkan Aceh pada 29 April 1873, kembali ke Batavia.

Dalam perjuangannya Panglima Polem Muhammad Daud memperoleh dukungan dari para ulama Aceh. Salah satu pendukung utamanya yaitu Teungku Muhammad Amin dan Teungku Beb yang kemudian diangkat menjadi panglima besar.

Perjuangan Panglima Polem mempertahankan kejayaan Kerajaan Aceh berlanjut pada tahun 1896. Saat itu Belanda masih sulit mencapai kubu-kubu pertahanan Aceh.

Teuku Panglima Polem Muhammad Daud bersama 400 orang pasukannya bergabung dengan Teuku Umar untuk menghadapi serangan Belanda. Dalam pertempuran tersebut pasukan Belanda sangat marah karena dari pihak mereka banyak yang menjadi korban. Sebanyak 25 orang tewas dan 190 orang luka-luka.

Pada tahun 1897 Belanda terpaksa mengambil inisiatif untuk menambah pasukannya di Aceh. Sejak saat itu serangan pihak Aceh mulai menurun. Teuku Umar pun mengambil jalan pintas mengundurkan diri ke daerah Daya Hulu. Untuk mengelabui Belanda tentang keberadaannya, Teuku Umar meninggalkan Panglima Polem bersama pasukannya di wilayah pegunungan Seulimeum.

Dalam sebuah pertempuran di Gle Yeueng dengan kekuatan 4 kompi infantri Belanda akhirnya berhasil menguasai 3 buah benteng yang didirikan oleh Panglima Polem. Pada bulan Oktober 1897, wilayah Seulimeum akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda tanpa banyak perlawanan, dan Panglima Polem terpaksa mengambil jalan hijrah ke Pidie.

November 1897, kedatangan Panglima Polem di Pidie diterima oleh Sultan Aceh (Muhammad Daud Syah). Dia mengadakan suatu musyawarah bersama tokoh pejuang Aceh lainnya.

Pada bulan Februari 1898, Teuku Umar tiba di wilayah VII Mukim Pidie bersama seluruh kekuatan pasukannya lalu bergabung dengan Panglima Polem. Pada tanggal 1 April 1898, Teuku Panglima Polem bersama Teuku Umar dan para ulama serta Uleebalang terkemuka lainnya menyatakan sumpah setianya kepada Sultan Muhammad Daud Syah.

Pada awal tahun 1901, Sultan Muhammad Daud Syah bersama Panglima Polem mengambil inisiatif secara bersama-sama menyingkir ke daerah Gayo dan kemudian menjadikan daerah ini sebagai pusat pertahanan Aceh. Di daerah ini Sultan Aceh bersama Panglima Polem dan pasukannya kembali menyusun strategi baru untuk mempersiapkan penyarangan terhadap Belanda.

Karena Belanda gagal menangkap Sultan dan Panglima Polem, maka meraka menghentikan penyerangannya ke daerah Gayo. Kemudian Belanda menyusun strategi baru yang sangat licik yaitu menangkap keluarga-keluarga dekat Sultan.

Mereka berhasil menangkap isteri Sultan yang bernama Teungku Putroe di Glumpang Payong dan isteri sultan yang bernama Pocut cot Murong dan juga Putera Sultan di Lam Meulo. Setelah menangkap mereka, Belanda mengancam Sultan; apabila Sultan tidak menyerahkan dini dalam tempo satu bulan, maka kedua isterinya akan dibuang.

Menerima berita ancaman itu, pada tanggal 10 Januari 1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa berdamai dengan Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mengasingkannya ke Ambon dan terakhir dipindahkan ke Batavia sampai Sultan wafat pada tanggal 6 Februari 1939


10. ​Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan asing, diantaranya di Aceh adalah Teuku Umar, Panglima Polim, dan Cut Nya’ Dien. Mengapa mereka melakukan perlawanan terhadap Belanda?


karena menyengsarakan indonesia Karena Belanda mulai melanggar perjanjian perdamaian dengan Kerajaan Aceh dan Kerajaan Riau paska melemahnya pengaruh Kekuasaan Turki Usmani pada akhir abad ke 19 Masehi.

Belanda dan Inggris yang sebelumnya menghormati kedaulatan Kerajaan Aceh dan Kerajaan Riau mencari-cari masalah untuk memulai peperangan. Sehingga hal ini menjadi alasan. Dan respon masyarakat Aceh terhadap Belanda, tentu saja dengan perang terbuka, sebagai upaya perlawanan menentang perluasan kekuasaan Belanda yang semakin kokon di Pulau Sumatera pada khususnya dan Nusantara pada umumnya

11. Teuku Umar Dan Panglima Polim Melawan Belanda Di Daerah


di daerah aceh darussalam

12. Pahlawan Aceh yang mendapat gelar Panglima Leguin Aceh dari Belanda adalah…A) Panglima Polim B) Teuku UmarC) Tapanuli Timur D) Teuku Ibrahim


B) Teuku umar


Maaf klau salah!!Panglima Polim - mungkin saja

13. Panglima polim merupakan pahlawan nasional yang berasal dari...


yang berasal dari Nanggroe Aceh Darussalamberasal dari ACEH, merupakan keturunan bangsawan aceh

14. tjut nyak dien, Panglima Polim, adalah tokoh pejuang yang gigih dalam melawan penjajah, mereka adalah pejuang dari ... *MelayuJawaAcehMakasar​


Jawaban: Aceh

Penjelasan:

Jawaban:

aceh

Penjelasan:

bener kok , gak salah


15. panglima polim adalah pahlawan dari daerah....


kalo ga salah sih dari daerah acehDAERAH ACEH

SEMOGA MEMBANTU KAMU YA....

16. Apa peran Panglima Polim dalam perang Aceh


menjaga pasukannya agar tetap kokoh dan tidak pantang menyerah

17. Darimanakah asal pahlawan-pahlawan ini Sisingamangaraja XIII Pangeran Diponegoro Panglima Polim Buku apakah yang ditulis oleh RA Kartini Edward Douses dekker


•Sisingamangaraja XIII berasal dari Sumatera Utara
•Pangeran Diponegoro dari Daerah Istimewa Yogyakarta
•Panglima Polim dari Aceh/Naggroe Aceh Darussalam
•Buku yg ditulis oleh RA Kartini adalah Habis Gelap Terbitlah Terang.
RA Kartini berasal dari Jepara,Jawa Tengah
•Edward Douwes Dekker/Multatuli dari Belanda. Buku yang ditulisnya adalah Max Havelaarsisingamangaraja 13 dari sumatera utara
pangeran diponegoro dari DI yogyakarta
panglima polim dari aceh
buku RA kartini habis gelap terbitlah terang
buku douwes dekker Max Havelaar

18. biografi panglima polim buat bikin mind map


Panglima Polem bernama lengkap Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud adalah seorang panglima aceh.
Setelah dewasa, Teuku Panglima Polem menikah dengan salah seorang puteri dari Tuanku Hasyim Bantamuda, tokoh Aceh yang seperjuangan dengan ayahnya. Dia diangkat sebagai Panglima Polem IX pada bulan Januari 1891 untuk menggantikan ayahnya yang telah wafat
PERJUANGAN MELAWAN BELANDA
Bersama Teuku Umar

Sampai tahun 1896, Belanda masih sulit mencapai kubu-kubu pertahanan Aceh. Teuku Umar bersama 15 orang panglimanya pada bulan September 1893, pura-pura menyerah kepada Belanda, setelah terjadi penyerahan, patroli Belanda di daerah Lam Kra' VII, Mukim Ba'et Aceh Besar. Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali membela rakyat Aceh. Sementara itu Teuku Panglima Polem Muhammad Daud bersama 400 orang pasukannya bergabung dengan Teuku Umar untuk menghadapi serangan Belanda. Dalam pertempuran tersebut pasukan Belanda sangat marah karena dari pihak mereka banyak yang berjatuhan.Korban dalam penyerangan itu sebanyak 25 orang tewas dan 190 orang luka-luka.

Pada tahun 1897 Belanda terpaksa mengambil inisiatif untuk menambah pasukannya di Aceh. Sejak saat itu serangan pihak Aceh mulai menurun dan Teuku Umarpun mengambil jalan pintas mengundurkan diri ke daerah Daya Hulu. Untuk mengelabui Belanda tentang keberadaannya, Teuku Umar meninggalkan Panglima Polem bersama pasukannya di wilayah pegunungan Seulimeum.

Dalam sebuah pertempuran di Gle Yeueng dengan kekuatan 4 kompi infantri Belanda akhirnya berhasil menguasai 3 buah benteng yang didirikan oleh Panglima Polem. Dalam pertempuran ini, jatuh korban 27 orang tewas dan 47 orang luka-luka. Pada bulan Oktober 1897, wilayah Seulimeum akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda tanpa banyak perlawanan, dan Panglima Polem terpaksa mengambil jalan hijrah ke Pidie.

Bertemu dengan Sultan Aceh

Pada bulan November 1897, kedatangan Panglima Polem di Pidie diterima oleh Sultan Aceh (Muhammad Daud Syah). Dia mengadakan suatu musyawarah bersama tokoh pejuang Aceh lainnya.

Pada bulan Februari 1898, Teuku Umar tiba di wilayah VII Mukim Pidie bersama seluruh kekuatan pasukannya lalu bergabung dengan Panglima Polem. Pada tanggal 1 April 1898, Teuku Panglima Polem bersama Teuku Umar dan para ulama serta Uleebalang terkemuka lainnya menyatakan sumpah setianya kepada Sultan Muhammad Daud Syah.

Pada awal tahun 1901, Sultan Muhammad Daud Syah bersama Panglima Polem mengambil inisiatif secara bersama-sama menyingkir ke daerah gayo dan kemudian menjadikan daerah ini sebagai pusat pertahanan Aceh. Di daerah ini Sultan Aceh bersama Panglima Polem dan pasukannya kembali menyusun strategi baru untuk mempersiapkan penyarangan terhadap Belanda.

Karena Belanda gagal menangkap Sultan dan Panglima Polem, maka meraka menghentikan penyerangannya ke daerah Gayo. Kemudian Belanda menyusun strategi baru yang sangat licik yaitu dengan menangkap keluarga-keluarga dekat Sultan. Mereka berhasil menangkap isteri Sultan yang bernama Teungku poetra di Glumpang Payong dan isteri sultan yang bernama Pocut cot Murong dan juga Putera Sultan di Lam Meulo. Setelah menangkap mereka, Belanda mengancam Sultan; apabila Sultan tidak menyerahkan dini dalam tempo satu bulan, maka kedua isterinya akan dibuang.

BERDAMAI DENGAN BELANDA

Menerima berita ancaman itu, pada tanggal 10 Januari 1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa berdamai dengan Belanda. Pemerintah Hindia Belandamengasingkannya ke Ambon dan terakhir dipindahkan ke Batavia sampai Sultan wafat pada tanggal 6 Februari 1939. Hal ini menyebabkan Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud secara terpaksa juga berdamai dengan Belanda pada tanggal 7 September 1903.
Selanjutnya Panglima Polem tetap diakui oleh Belanda sebagai Panglima Sagoe XXII Mukim.




19. apa perjuangan yg dilakukan cut nyak dien bersama panglima polim


Melawan Belanda dalam perang Acehmembebaskan tanah aceh dari penjajah

20. Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap kekuasaan asing, diantaranya di Aceh adalah Teuku Umar, Panglima Polim, dan Cut Nya’ Dien. Mengapa mereka melakukan perlawanan terhadap Belanda?


untuk mempertahankan daerah agar tdak dijajah

21. jelaskan siapaakah panglima polim tersebut. Jelaskan


panglima polim adalah pemimpi strategi perang maupun untuk perdangangan di Aceh.Panglima Polem bernama lengkap Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud adalah seorang panglima Aceh. Sampai saat ini belum di temukan keterangan yang jelas mengenai tanggal dan tahun kelahiran Panglima Polem, yang jelas ia berasal dari ketutunan kaum bangsawan Aceh. Ayahnya bernama Panglima Polem VIII Raja Kuala anak dari Teuku Panglima Polem Sri Imam Muda Mahmud Arifin yang juga terkenal dengan Cut Banta (Panglima Polem VII (1845-1879). Mahmud Arifin merupakan Panglima SagoeXXIi Mukim Aceh Besar

Semoga membantu...
Hanya itu yang bisa saya jawab...

22. pahlawan panglima polim berasal darimana???


Pahlawan panglima polim berasal dari Aceh
Teuku panglima Polim berasal dari ACEH

23. Dimanakah tempat perjuangan Panglima Polim?


Perjuangan Panglima Polem XI melawan Belanda tepatnya di daerah Aceh

24. Jelaskan perlawanan yang dilakukan oleh Panglima Polim kepada Belanda!


Jawaban:

Sampai tahun 1896, Belanda masih sulit mencapai kubu-kubu pertahanan Aceh. Teuku Umar bersama 15 orang panglimanya pada bulan September 1893, pura-pura menyerah kepada Belanda, setelah terjadi penyerahan, patroli Belanda di daerah Lam Kra' VII, Mukim Ba'et Aceh Besar. Teuku Umar bersama 15 orang berbalik kembali membela rakyat Aceh. Sementara itu Teuku Panglima Polem Muhammad Daud bersama 400 orang pasukannya bergabung dengan Teuku Umar untuk menghadapi serangan Belanda. Dalam pertempuran tersebut pasukan Belanda sangat marah karena dari pihak mereka banyak yang berjatuhan.Korban dalam penyerangan itu sebanyak 25 orang tewas dan 190 orang luka-luka.

Pada tahun 1897 Belanda terpaksa mengambil inisiatif untuk menambah pasukannya di Aceh. Sejak saat itu serangan pihak Aceh mulai menurun dan Teuku Umarpun mengambil jalan pintas mengundurkan diri ke daerah Daya Hulu. Untuk mengelabui Belanda tentang keberadaannya, Teuku Umar meninggalkan Panglima Polem bersama pasukannya di wilayah pegunungan Seulimeum.

Dalam sebuah pertempuran di Gle Yeueng dengan kekuatan 4 kompi infantri Belanda akhirnya berhasil menguasai 3 buah benteng yang didirikan oleh Panglima Polem. Dalam pertempuran ini, jatuh korban 27 orang tewas dan 47 orang luka-luka. Pada bulan Oktober 1897, wilayah Seulimeum akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda tanpa banyak perlawanan, dan Panglima Polem terpaksa mengambil jalan hijrah ke Pidie.

Penjelasan:

maaf Klo salah


25. nilai keteladanan panglima polim dalam perlawanan kerajaan aceh terhadap belanda​


Jawaban:

pantang menyerah dan terus berusaha walaupun dengan keadaan terdesak, mereka selalu bisa berpikir jernih untuk menghadapi masalah yang akan datang dan memikirkan apa yang terjadi setelah melakukan tindakan

Penjelasan:

maaf kalau salah kak:)


26. panglima polim berasal dari daerah mana?


Teuku Panglima Polim berasal dari daerah Aceh
panglima polim itu berasal dari aceh

27. panglima polim, teulu umar, teuku cik di tiro, dan cut nyak dien adalah pejuang dari daerah​


jawa tengah maaf kalo salah


28. Cut Nyak Dien, Panglima Polim, dan Teuku Umar adalah pahlawan yang melakukan perlawanan di pulau tolon dijawab yaaa......


Jawaban:

sumatra

Penjelasan:

cut nyak dien adalah pahlawan yang berusaha mrnyingkirkan penjajah d aceh

panglima polim merupakan pahlawan di sumatra barat (padang)

teuku umar adalah suami dari cut nyak dien yang merupakan pahlawan dari aceh juga


29. alasan panglima polim melakukan perlawanan


karena rakyat indonesia ingin kembali mendapatkan hak, diantaranya adalah kesejahteraan yang telah dirampas oleh belanda
#semoga membantu#jawab=
1.utk memperjuangkan kemerdekaan. indonesia.
2.ingin kembali mendapat hak yang diambil oleh belanda(musuh)

30. Sejarah singkat perjuangan panglima polim kalau bisa 1 paragraf



Sejarah Panglima Polem - Dalam sistem pemerintahan kerajaan Aceh, Panglima Polem merupakan pejabat Panglima Sagoe XXII Mukim (Pedalaman Aceh Besar) dengan gelar tambahan Sri Muda Setia Peurkasa. Sedangkan untuk sebelah kanan Aceh Besar Panglima Sagoe Mukim XXVI bergelar Sri Imam Muda dan untuk sebelah kiri Mukim XXV bergelar Setia Ulama. Walaupun masing-masing Panglima Sagoe tersebut membawahi para Uleebalang, Imeum Mukim dan Keuchik, namun hanya sagoe pedalaman saja yang berhak memiliki gelar Panglima Polem.


Dengan demikian, sebutan Panglima Polem bukanlah nama asli dari tokoh yang bersangkutan, tetapi merupakan gelar kehormatan yang dinobatkan karena kebangsawanan sekaligus karena jabatan seseorang. Oleh karena itu, dalam sejarah kerajaan Aceh ditemukan gelar Panglima Polem yang selalu diikuti oleh nama lain sebagai nama asli dari tokoh yang bersangkutan.

31. panglima polim merupakan pejuang dari daerah


aceh , panglima kesultanan aceh aceh smoga membantu ya......

32. pahlawan aceh yang mendapat gelar panglima leguin aceh dari belanda adalah A. panglima polim. B. tapanuli timur. C.teuku umar. D. Teuku Ibrahim.


c.teuku umarrrr
(please follow Me )panglima polim mungkin

33. daerah asal panglima polim


Nanggroe Aceh Darussalam
Nangroe Aceh Darussalam

34. apa peranan panglima polim pada perang aceh ?


sebagai seorang panglima perang dari pada perang aceh

35. mengapa teuku umar,panglima polim,cut nyak' dien melawan belanda


karena belanda tidak menghormati pihak kerajaan aceh...
dan karena belanda membakar masjid sebagai pusat daerah kerajaan aceh..
kemudian membuat rakyat aceh marah dan menyatakan perang dan melawan kolonialisme belanda

36. Cut nyak dien teuku umar dan panglima polim berusaha mengusir belanda dari tanah​


Jawaban:

aceh

Penjelasan:

cut nyak Dien, Teuku Umar, dan panglima Polim itu merupakan pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang berada di tanah Aceh yang berusaha untuk mengusir Belanda dari tanah Aceh eh


37. apa ciri khas dari Panglima Polim?


tempat ngopi, ayam taliwang, roti jadul..

38. tokoh agama dari aceh? a)teuku umar b)panglima polim c)sultan dawutsyah d)teungku cik di tiro


Tokoh agama dari aceh.. C.Sultan dawutsyahA) teuku umar. Semoga bisa membantu...

39. perjuangan panglima polim


Panglima Polem pimpinan pasukan Kerajaan Aceh melawan Belanda
Written By Boy Aditya on Selasa, 26 Maret 2013 | 23.26

Panglima Polem (posisi ketiga dari kiri) berpose bersama Luitn. J. H Ebbink, Kant H. Golijn, T. Radja Keumala, dan Tuanku Mahmud.@ Dokumen sejarah Aceh
Pasukan Aceh berhasil mematahkan serangan tiga ribu lebih serdadu Belanda dan menewaskan pimpinannya JHR Kohler di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada 14 April 1873.

PERANG Aceh pertama dipimpin Teuku Panglima Polem Sri Muda Setia Perkasa Muhammad Daud. Dia merupakan anak Panglima Polem VIII Raja Kuala atau cucu dari Teuku Panglima Polem Sri Imam Muda Mahmud Arifin atau dikenal dengan Cut Banta alias Panglima Polem VII (1845-1879).
Panglima Polem Muhammad Daud saat dewasa menikahi salah satu puteri dari Tuanku Hasyim Bantamuda, tokoh seperjuangan ayahnya. Dia kemudian diangkat sebagai Panglima Polem IX pada bulan Januari 1891 untuk menggantikan ayahnya Panglima Polem Raha Kuala yang telah wafat.
Pasukan Kerajaan Aceh yang berada di bawah pimpinan Panglima Polim dan Sultan Mahmud Syah dengan gigih menghalau Belanda dari tanah Aceh. Perang terbuka itu berlangsung selama satu tahun yaitu dari 1873 hingga 1874. Pasukan Aceh berhasil mematahkan serangan tiga ribu lebih serdadu Belanda dan menewaskan pimpinannya JHR Kohler di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada 14 April 1873.
Sepuluh hari kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu'uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain.
Tiga hari setelah Kohler tewas, Belanda mengundurkan diri ke pantai, setelah mendapat izin dari Pemerintah Hindia Belanda di Batavia (Jakarta-red) pada 23 April 1873. Kapal-kapal angkatan perang Belanda itu pun meninggalkan Aceh pada 29 April 1873, kembali ke Batavia.
Dalam perjuangannya Panglima Polem Muhammad Daud memperoleh dukungan dari para ulama Aceh. Salah satu pendukung utamanya yaitu Teungku Muhammad Amin dan Teungku Beb yang kemudian diangkat menjadi panglima besar.
Perjuangan Panglima Polem mempertahankan kejayaan Kerajaan Aceh berlanjut pada tahun 1896. Saat itu Belanda masih sulit mencapai kubu-kubu pertahanan Aceh.
Teuku Panglima Polem Muhammad Daud bersama 400 orang pasukannya bergabung dengan Teuku Umar untuk menghadapi serangan Belanda. Dalam pertempuran tersebut pasukan Belanda sangat marah karena dari pihak mereka banyak yang menjadi korban. Sebanyak 25 orang tewas dan 190 orang luka-luka.
Pada tahun 1897 Belanda terpaksa mengambil inisiatif untuk menambah pasukannya di Aceh. Sejak saat itu serangan pihak Aceh mulai menurun. Teuku Umar pun mengambil jalan pintas mengundurkan diri ke daerah Daya Hulu. Untuk mengelabui Belanda tentang keberadaannya, Teuku Umar meninggalkan Panglima Polem bersama pasukannya di wilayah pegunungan Seulimeum.
Dalam sebuah pertempuran di Gle Yeueng dengan kekuatan 4 kompi infantri Belanda akhirnya berhasil menguasai 3 buah benteng yang didirikan oleh Panglima Polem. Pada bulan Oktober 1897, wilayah Seulimeum akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda tanpa banyak perlawanan, dan Panglima Polem terpaksa mengambil jalan hijrah ke Pidie.
November 1897, kedatangan Panglima Polem di Pidie diterima oleh Sultan Aceh (Muhammad Daud Syah). Dia mengadakan suatu musyawarah bersama tokoh pejuang Aceh lainnya.
Pada bulan Februari 1898, Teuku Umar tiba di wilayah VII Mukim Pidie bersama seluruh kekuatan pasukannya lalu bergabung dengan Panglima Polem. Pada tanggal 1 April 1898, Teuku Panglima Polem bersama Teuku Umar dan para ulama serta Uleebalang terkemuka lainnya menyatakan sumpah setianya kepada Sultan Muhammad Daud Syah.
Pada awal tahun 1901, Sultan Muhammad Daud Syah bersama Panglima Polem mengambil inisiatif secara bersama-sama menyingkir ke daerah Gayo dan kemudian menjadikan daerah ini sebagai pusat pertahanan Aceh. Di daerah ini Sultan Aceh bersama Panglima Polem dan pasukannya kembali menyusun strategi baru untuk mempersiapkan penyarangan terhadap Belanda.
Karena Belanda gagal menangkap Sultan dan Panglima Polem, maka meraka menghentikan penyerangannya ke daerah Gayo. Kemudian Belanda menyusun strategi baru yang sangat licik yaitu menangkap keluarga-keluarga dekat Sultan.
Mereka berhasil menangkap isteri Sultan yang bernama Teungku Putroe di Glumpang Payong dan isteri sultan yang bernama Pocut cot Murong dan juga Putera Sultan di Lam Meulo. Setelah menangkap mereka, Belanda mengancam Sultan; apabila Sultan tidak menyerahkan dini dalam tempo satu bulan, maka kedua isterinya akan dibuang.
Menerima berita ancaman itu, pada tanggal 10 Januari 1903 Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa berdamai dengan Belanda. Pemerintah Hindia Belanda mengasingkannya ke Ambon dan terakhir dipindahkan ke Batavia sampai Sultan wafat pada tanggal 6 Februari 1939.


40. hasil perlawanan panglima polim


kemerdekaan republik Indonesia
#maaf kalo salah

Video Terkait

Kategori sejarah